Bogor – Prodi Sarjana Biologi Fakultas MIPA Militer Universitas Pertahanan RI melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), dibuka oleh sambutan Dekan FMIPA Militer Unhan RI, Dr. Ence Darmo Jaya Supena, S.Si., M.Si., secara offline bertempat di Ruang Theater Dekanat B, Kampus BTI Unhan RI pada hari Senin (22/9/2025).
Focus Group Discussion (FGD) Prodi Sarjana Biologi FMIPA Militer Unhan RI menghadirkan dua orang narasumber. Narasumber pertama berasal dari Pusat Pendidikan Zeni TNI AD (Pusdikzi), yaitu Letkol Czi Robert Eryanti Tumanggor, S.T., M.Sc. dengan topik “Meet the FIELD-NEEDs with SCIENCE for Enhancing National Bio-Defence”. Narasumber kedua berasal dari Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), yaitu Kolonel Laut (KH) Dr. Gentio Harsono, S.T., M.Si., dengan topik “Memperkuat Pertahanan Nasional Melalui Konservasi Pesisir”. Kemudian, moderatornya adalah Dosen Prodi Biologi FMIPA Militer Unhan RI, Kolonel CKM (Purn) Nurhadiyanta, S.Si., M.Si.
Narasumber pertama, Letkol Czi Robert Eryanti Tumanggor, S.T., M.Sc memaparkan bahwa Indonesia memerlukan kemandirian pertahanan biologi nasional untuk mengantisipasi perang biologi modern. Pertahanan terhadap ancaman biologis berpegang pada lima pilar utama, yaitu preventing (deteksi dini ancaman), assessing (penilaian terhadap ancaman), protecting (perlindungan dari serangan), respond (tindakan hadapi serangan), serta recovering (pemulihan pasca perang).
Untuk mencapai kemandirian pertahanan biologi nasional, diperlukan integrasi ilmu biologi, kesehatan, dan militer, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menentukan tindakan preventif, proteksi bahaya, dan respon terhadap insiden biologi. Beberapa kebutuhan generik pertahanan biologi antara lain APD bahaya CBRN-E, sensor deteksi agen biologi berbahaya di lapangan, dekontaminasi bahan disinfektan, suplai medis, serta identifikasi jenis sumber bahaya biologi.
Narasumber kedua, Kolonel Laut (KH) Dr. Gentio Harsono, S.T., M.Si., memaparkan bahwa saat ini Pushidrosal sedang berupaya memperkuat pertahanan nasional melalui konservasi pesisir, meliputi konservasi SDA, ekosistem, serta kelola tata ruang pesisir dan laut. Pesisir dan pulau-pulau kecil menghadapi ancaman serius berupa polusi, abrasi, deforestasi mangrove, kerusakan terumbu karang, serta konflik pemanfaatan ruang, sehingga diperlukan pengelolaan tata ruang berbasis konservasi sesuai UU No. 32 Tahun 2024.
Konservasi pesisir memiliki peran strategis tidak hanya dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial-ekonomi, tetapi juga memperkuat pertahanan nasional dengan menjaga kedaulatan teritorial dari ancaman non-militer, meningkatkan keamanan maritim, serta mewujudkan ketahanan nasional berkelanjutan. Tantangan lain mencakup pergeseran batas wilayah akibat penurunan muka tanah, keterbatasan daya tawar Indonesia dalam menarik retribusi kapal dagang, serta kebutuhan strategi perlindungan spesies kunci agar potensi laut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Focus Group Discussion (FGD) ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan peserta FGD terkait peran ilmu biologi dalam pertahanan nasional baik di darat maupun di laut, serta menentukan kurikulum pendidikan yang tepat bagi Kadet Mahasiswa Prodi Sarjana Biologi Fakultas MIPA Militer Unhan RI.